Para pedagang kebutuhan pokok di seluruh pasar tradisional di Depok terus mengeluhkan kenaikan harga yang sudah terjadi hampir selama satu bulan. Hal itu berdampak pada daya beli masyarakat yang turun dan sepinya pembeli di pasar dalam tiga hari terakhir.
Salah satunya pedagang sayur mayor di Pasar Agung Sukmajaya Depok, Surip menuturkan, akibat kenaikan harga sembako ini, sudah sejak seminggu lalu para pedagang lebih cepat menutup dagangannya dari hari-hari biasa.
Selain itu, kata Surip, sejak melonjaknya harga sembako di sejumlah pasar tradisional, omzet penjualannya jauh menurun.
“Kalau harga kebutuhan dapur seperti cabai, bawang, sayur-mayur dan telur ayam sejak beberapa hari ini sedikit mulai turun. Namun, pembeli tetap saja masih sepi akibatnya banyak pedagang lebih cepat menutup dagangannya. Kalau sebelumnya, saya berdagang sampai pukul 16.00 WIB tapi sekarang pukul 13.00 WIB sudah tutup,” ujarnya di saat ditemui di Depok, Senin (19/7/10).
Hal yang sama dilontarkan pedagang lainnya, Amin (38), di mana konsumen mulai mengurangi bahan-bahan kebutuhan pokok yang dibelinya. Amin mencontohkan, semula konsumen membeli cabai merah keriting dan cabai rawit hijau rata-rata 1 kg, kini berkurang menjadi 0,5 kg.
“Kami justru heran, persediaan cukup tapi harga pembelian naik. Apakah mungkin ada permainan spekulan dalam permainan harga,” tanya Amin.
Sementara itu, harga beras kualitas bagus di Depok saat ini juga sudah mulai melonjak. Beras karungan berisi 23 kg merek Rojolele naik menjadi Rp215 ribu per karung dari Rp185 ribu. Sedangkan beras jenis Ramos kini Rp200 ribu per karung dari Rp175 ribu.
“Kenaikan harga beras di pasaran, justru mengurangi pendapatan kami. Harga beras ini diperkirakan akan naik lagi menjelang puasa bulan Agustus mendatang,” tutur Reza pedagang di Pasar Cisalak Cimanggis, Depok.
http://koranbaru.com/harga-sembako-melambung-omzet-pedagang-anjlok/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar