Yogyakarta, CyberNews. Penegasan Menteri Perdagangan Indonesia maupun Menteri Perdagangan China mengenai keseimbangan neraca pedagangan keduabelah pihak, patut diapresiasi dan disikapi secara positif. Artinya, kita khususnya kalangan pengusaha, harus bersikap proporsional dan tidak lengah.
"Kita harus bersikap pesimis, agar terpacu untuk melakukan inovasi. Kalau kita selalu optimis dan menganggap enteng, justru akan lengah dan dininabobokkan," ujar Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Hamzah Hendro Sutikno yang juga Pimpinan Mirota Batik & Kerajinan, menanggapi hasil pertemuan RI-China terkait masa depan perdagangan keduabelah pihak di Hotel Sheraton Yogya beberapa waktu lalu.
Menurut Hamzah, masih banyak produk kerajinan dan komoditas Indonesia khususnya buatan perajin yang kalah kompetisi kualitas dan harga. Hal itu harus dipacu terus, agar bisa terus melakukan langkah dan tindakan yang progresif untuk memajukan kualitas produk.
Selain itu, Hamzah mengharapkan dukungan konkret dari pemerintah, khususnya pemerintah daerah untuk memberikan kesempatan tampilnya produk kerajinan kita, dengan memberikan 'space' untuk pameran baik dalam skala nasional maupun internasional.
"Sekarang hampir semua barang fungsional mulai dari yang paling kecil seperti gunting kuku, gelang serta aneka macam pernak-pernik kebutuhan remaja dan rumah tangga didominasi produk China, dengan kemasan dan disain menarik serta harga murah. Kalau kita tak bisa melakukan hal yang sama, nantinya tak ada peluang lagi," tambahnya.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/22/52659/Hadapi-Serbuan-Produk-China-Perajin-Harus-Berinovasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar