Rabu 21 April 2010, akan terjadi kenaikan harga jual BBM di UAE. Suatu kebijakan yang sangat tidak populer dan cukup aneh ditengah kondisi saat ini. Pun juga baru pertama kali saya alami setelah 4 tahun tinggal di negri ini.
Akan terjadi kenaikan harga jual sebesar Aed 0.15/liter atau 15fils/liter untuk setiap jenis BBM premium (gasoline) yang dijual saat ini. Harga jual jenis paling rendah (unleaded) E-plus (octane 88/90) akan dijual menjadi Aed 1.42/l, Special (octane 95) Aed 1.52/l dan Super (octane 98) Aed 1.63/l (Aed 1 berkisar Rp 2550).
Suatu hal yang cukup aneh dan membuat semua orang heran, apa alasan pemerintah UAE menaikkan harga jual BBM? Menurut pemberitaan di koran-koran, hal ini dilakukan pemerintah setempat untuk menyesuaikan harga jual BBM dengan harga jual dipasar international. Namun demikian, kebijakan menaikkan harga jual BBM ini bisa dikatakan sangat jarang terjadi. Entah kenapa, harga jual BBM di UAE yang sudah lebih tinggi dibanding negara-negara tetangganya yang juga termasuk produsen besar minyak mentah (seperti Oman, Saudi dan Qatar) tetap dinaikkan.
Walaupun masih tergolong lebih murah dibanding harga international, namun disinyalir pemerintah UAE secara bertahap akan menghapuskan subsidi harga jual BBM yang selama ini terjadi. Namun yang bikin heran, kenapa disaat harga jual crude oil (minyak mentah) berkisar di USD 80/barrel baru dilakukan hal ini, sedangkan pada saat harga jual berkisar USD 140/barrel, subsidi tetap dipertahankan.
Banyak spekulasi yang mengatakan kenaikan ini terjadi karena pemerintah UAE hendak mengurangi subsidi yang lebih banyak dinikmati oleh para pendatang, dibandingkan warga negaranya sendiri. Masuk akal jika kita melihat jumlah populasi penduduk yang tinggal di negara ini berkisar 8-9 juta jiwa, yang merupakan citizen (warga negara) UAE hanya berkisar 1.5-2 juta saja, selebihnya adalah pendatang seperti saya.
Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk menekan laju peningkatan populasi kendaraan bermotor di negri ini, terutama di kota-2 besar seperti Abu Dhabi dan Dubai, yang sudah mulai menunjukkan kemacetan yang cukup parah. Dengan menaikkan harga jual BBM, setidaknya dapat mengurangi niat para penduduk untuk memiliki kendaraan bermotor yang harganya relatif lebih murah. Namun jika diperhatikan, yang terkena dampak dari hal ini relatif pada penduduk golongan menengah kebawah yang memiliki kendaraan dengan volume mesin yang relatif kecil (kurang dari 2000cc atau 2 liter engine), sedangkan yang memiliki kendaraan dengan volume mesin relatif besar rasanya tidak akan terpengaruhin, karena mereka ini biasanya golongan ekonomi menengah keatas dan umumnya adalah para warga negara setempat. Jadi bila dilihat perbandingan jumlah kendaraan bermesin kecil dibanding dengan kendaraan bermesin besar, rasanya kebijakan ini kurang tepat. Bisa saya katakan ratio perbandingan kedua jenis kendaraan itu adalah 1:1. Lihat saja di jalan raya, kendaraan yang digunakan menjadi taxi minimal Nissan Tiida 2.0l, umumnya Toyota Camry ataupun Nissan Altima, yang notabene keduanya memiliki volume engine berkisar 2.4-2.5L. Itu baru kendaraan umum, belum lagi kendaraan pribadi, Mercedes E-class, Honda Accord, Audi A6, dsb adalah pemandangan wajar. Malah Suzuki Swift, Toyota Corolla, Chevrolet Aveo dan Honda Jazz akan sulit ditemui sekali pandang.
Ada lagi spekulasi iseng yang mengatakan, kenaikan dilakukan sehubungan pendapatan negara yang berkurang. Karena kebijakan pemerintahnya yang mengurangi jumlah produksi minyak mentah ditambah harga jual minyak yang cuma USD 80/barrel, membuat pendapatan negara banyak berkurang dibanding beberapa tahun terakhir. Sedangkan para Sheikh yang punya negara nggak mau jatah pendapatannya berkurang, juga harus banyak nalangin utangnya Dubai. Jadi salah satu cara menaikkan pendapatan/devisa negara adalah menghilangkan subsidi BBM.
Waduh, sudah telat nih.. saya harus buru-buru ke fuel station buat top-up tanki mobil.. Lumayan hemat beberapa dirham sebelum besok harga baru
http://umum.kompasiana.com/2010/04/20/harga-bbm-naik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar